Air Tanah Tercemar, Industri Terancam: Mengapa Curah Hujan Tinggi Jadi Masalah?

Curah hujan tinggi merupakan fenomena yang semakin sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia akibat perubahan iklim. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa intensitas hujan ekstrem meningkat 20-30% dalam dua dekade terakhir. Kondisi ini membawa dampak yang signifikan terhadap kualitas dan kuantitas air tanah, yang menjadi salah satu sumber utama bahan baku air bagi berbagai sektor industri.

Pengaruh Curah Hujan Tinggi terhadap Kesehatan Air Tanah

  1. Peningkatan Risiko Kontaminasi
    Hujan lebat sering kali menyebabkan genangan air di permukaan tanah. Air permukaan ini dapat membawa berbagai jenis kontaminan, seperti limbah domestik, bahan kimia pertanian (pestisida dan pupuk), serta limbah industri, masuk ke dalam lapisan air tanah. Sebuah studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023 menunjukkan bahwa di wilayah dengan curah hujan tinggi, konsentrasi nitrat dalam air tanah meningkat hingga 40%, melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO (10 mg/L).
  2. Perubahan Kadar Mineral dan Logam Berat
    Hujan deras juga dapat melarutkan mineral dari lapisan tanah dan batuan, termasuk logam berat seperti besi, mangan, dan arsenik, yang kemudian mengendap di air tanah. Penelitian oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) menemukan bahwa kadar besi di daerah dengan curah hujan tahunan di atas 3.000 mm mencapai 1,5 mg/L, lebih tinggi dari batas aman 0,3 mg/L yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI.
  3. Penurunan Kualitas Mikrobiologis
    Curah hujan tinggi dapat meningkatkan kontaminasi mikrobiologis, seperti bakteri Escherichia coli (E. coli) dan koliform, akibat infiltrasi air permukaan yang terkontaminasi. Data survei yang dilakukan di Pulau Jawa menunjukkan bahwa lebih dari 50% sumur dangkal di daerah rawan banjir terkontaminasi E. coli setelah periode hujan deras.

Implikasi bagi Industri

Air tanah yang terkontaminasi memiliki dampak besar terhadap operasional industri, terutama yang bergantung pada air sebagai bahan baku utama, seperti industri makanan dan minuman, farmasi, tekstil, dan kimia. Berikut adalah beberapa implikasinya:

  1. Penurunan Kualitas Produk (Kualitas air yang buruk dapat memengaruhi proses produksi dan hasil akhir produk. Sebagai contoh, tingginya kandungan besi dapat menyebabkan perubahan warna pada produk tekstil atau makanan).
  2. Peningkatan Biaya Operasional (Industri harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengolahan air sebelum digunakan. Teknologi seperti reverse osmosis atau filtrasi karbon aktif sering diperlukan untuk memastikan air memenuhi standar kualitas. Biaya pengolahan ini bisa mencapai 20-30% dari total anggaran produksi).
  3. Risiko Kepatuhan Regulasi (Industri yang menggunakan air tanah terkontaminasi berisiko melanggar peraturan kualitas air yang berlaku, seperti Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pelanggaran ini dapat menyebabkan sanksi administratif hingga penutupan operasional).
  4. Ancaman terhadap Keberlanjutan Operasional (Jika kontaminasi air tanah terus berlanjut tanpa mitigasi, pasokan air bersih bagi industri dapat terganggu. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan operasional, terutama bagi industri yang berlokasi di daerah rawan banjir atau dekat dengan sumber pencemaran).

Baca Juga : TDS dan TSS: Back to Basic Memahami Parameter ini dalam Pengujian Air

Strategi Mitigasi untuk Industri

Untuk mengatasi dampak curah hujan tinggi terhadap air tanah, industri perlu mengambil langkah-langkah proaktif, di antaranya:

  1. Pemantauan Kualitas Air Secara Berkala
    Menggunakan laboratorium lingkungan untuk menguji parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi air tanah secara rutin. Data ini akan menjadi dasar untuk tindakan perbaikan. Kamu bisa melakukan pemantauana kualitas air secara berkala di Genau Lab. Laboratorium yang telah terpercaya dan terakreditasi resmi dari KAN, KEMNAKER, dan KLHK.
  2. Penerapan Sistem Pengolahan Air Modern
    Memasang teknologi pengolahan air canggih seperti ultrafiltrasi, ion exchange, atau sistem desalinasi untuk menghilangkan kontaminan dan logam berat.
  3. Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air
    Melakukan penanaman vegetasi penahan air dan pembangunan sumur resapan untuk mengurangi risiko limpasan air permukaan yang membawa kontaminasi.
  4. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Komunitas Lokal
    Berpartisipasi dalam program pengelolaan sumber daya air terpadu, seperti rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) dan pengendalian limbah domestik.

Curah hujan tinggi membawa tantangan serius terhadap kesehatan air tanah, yang berdampak langsung pada operasional berbagai sektor industri. Dengan memahami risiko dan mengambil langkah mitigasi yang tepat, industri dapat menjaga keberlanjutan operasional sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Langkah ini tidak hanya memastikan kelangsungan bisnis tetapi juga mendukung upaya bersama dalam menjaga kualitas sumber daya air di Indonesia.




Let's Work Together For a Better Future, For the Earth

Lihat layanan lengkap kami! Klik di sini untuk Konsultasi Gratis
Scroll to Top